The Great Purge (1937 – 1938) Simbol kepemimpinan Stalin: Paranoid dan Kejam

Selama kariernya sebagai pimpinan tertinggi Uni Soviet, Stalin selalu percaya bahwa ia memiliki banyak musuh di segala sudut kehidupannya. Ia tampak seperti paranoid dan seperti apa yang dikatakan oleh seorang sejarawan, Robert Service, Stalin memiliki psikopatalogic yang disebut sosiopatic personality disorder (gangguan kepribadian sosiopatik). Stalin menganggap bahwa plot dan konspirasi selalu mengancam kehidupan politiknya. Dia menganggap bahwa semua masalah-masalahnya berasal dari beberapa kelompok yang mencoba untuk menyakitinya dan ia begitu membenci, mendendam, dan membawa keluhan selama bertahun-tahun.


Sebagai seorang pengagum seumur hidup Ivan the terrible, Stalin mengadopsi kebijakan Ivan yang menghukum tidak hanya orang-orang yang dianggap musuh-musuhnya, tetapi juga keluarga besar musuh-musuhnya.

Pada masa mudanya, Stalin begitu terpengaruh oleh Vladimir Lenin dan Partai Bolshevik yang selalu mengategorikan beberapa orang sebagai anti-Soviet atau musuh masyarakat (enemies of the people). Pendiskreditan ini menimbulkan kondisi yang mengizinkan orang-orang untuk dibunuh atau dilenyapkan jika dianggap sebagai musuh. Bagi Bolshevik, kekejaman, teror, dan membunuh sepertinya merupakan metode yang sudah dianggap lazim. 

Bahkan, Stalin tanpa ragu dapat memusnahkan satu desa hanya untuk menciptakan ketakutan di benak masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan kebrutalan Stalin adalah ia memiliki sebuah organisasi yang efisien dalam melaksanakan tugas yang diperintahkan: NKVD Narodnyy Komissariat Vnutrennikh Del ‘The People’s Commissariat for Internal Affairs ‘

Pada musim panas tahun 1932, Stalin menjadi begitu khawatir terhadap oposisi politiknya yang terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh beberapa anggota partai yang secara terang-terangan mengkritisi segala kebijakan Stalin dan menyerukan memasukkan kembali nama Leon Trostky ke dalam partai. Saat isu ini didiskusikan di dalam Politbiro, Stalin memerintahkan bahwa para pengkritik harus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Sergei Kirov yang pada saat itu setia terhadap Stalin justru menentang kebijakan tersebut. Ketika voting dilakukan, mayoritas suara Politbiro mendukung pernyataan Kirov dalam menentang Stalin.

Pada musim semi tahun 1934, Kirov mencoba mengadakan kebijakan rekonsiliasi. Ia berpendapat bahwa orang-orang yang ditahan karena menentang pemerintahan harus dibebaskan. Hal ini semakin membuat Stalin menjadi paranoid dan merasa dirinya tidak lagi diakui di dalam Politbiro. Merasa posisinya terancam akibat ulah Kirov, Stalin menjadi waspada. Dengan berbaik hati kepada Kirov karena Stalin sudah menganggap Kirov sebagai anaknya sendiri dan agar loyalitas Kirov tetap terjaga, Stalin meminta Kirov untuk meninggalkan Leningrad dan bekerja di Moskow. 

Hal ini dilakukan oleh Stalin agar Kirov lebih mudah diawasi. Namun, Kirov menolak dan pada tanggal 1 September 1934, Kirov dibunuh oleh seorang anggota muda partai yang bernama Leonid Nikolayev. Dalam peristiwa ini, Stalin memberikan pernyataan resmi bahwa Kirov adalah bagian dari konspirasi besar yang diatur oleh Leon Trotsky untuk melawan pemerintahan. Hal ini terus berlanjut pada penangkapan sejumlah aktivis yang mengkritisi kebijakan Stalin.

Pada bulan September 1936, Nikolai Yezof, kepala dinas NKVD memerintahkan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin politik yang dianggap bertentangan dengan pemerintah dan pada bulan Januari 1937, Karl Radek dan enam belas anggota ketua Partai Komunis dijatuhi hukuman karena dianggap bekerja sama dengan politik sayap kanan Trotsky untuk menggulingkan Pemerintahan Soviet.

Di Jerman, Hitler selalu mengawasi perkembangan situasi di Rusia. Apa yang dilakukan oleh Stalin sebenarnya jelas dapat memperlemah kekuatan stabilitas politik dan militer Rusia dan Stalin yang terlalu diancam oleh rasa takutnya yang berlebihan mengorbankan kedua hal tersebut. Oleh karena itu, Hitler ingin sekali membantu Stalin memenuhi obsesinya dalam melenyapkan musuh-musuh politiknya.  Kesempatan ini akan tiba sebentar lagi melalui tangan Reinhard Heydrich, Kepala Staf German Sicherheitsdienst(SD), sebuah departemen intelijen SS di bawah pemerintahan Nazi.

Pada tanggal 22 mei 1937, Jenderal Mikhail Tuchakevsky ditangkap dan diadili bersama dengan tujuh komandan Red Army yang lain atas tuduhan konspirasi militer dan kegiatan mata-mata untuk intelijen Nazi. Informasi ini didapatkan berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh beberapa orang yang ditangkap.

Sebelum tahun 1990, sebagian besar sejarawan menganggap bahwa Abwehr-lah yang menyebarkan desas-desus di sekililing Stalin dan membuat dokumen-dokumen palsu bahwa salah seorang jenderalnya, Mikhail Tuchakevsky, berkomplot dengan Trotsky dan menjadi mata-mata intelijen Nazi. Bagaimanapun, setelah arsip-arsip Soviet dapat dibuka untuk bahan penelitian, terungkap bahwa Stalinlah yang mengarang-ngarang cerita tersebut untuk dapat melenyapkan jenderal-jenderal yang dianggapnya menentang dengan cara yang dapat dibenarkan oleh semua pihak. Untuk menimbulkan kesan bahwa cerita tersebut adalah fakta, Stalin memerintahkan salah seorang agen NKVD yang bernama Nikolai Skoblin untuk datang menemui Heydrich untuk memintanya mengarang informasi tentang plot yang dilakukan oleh Tuchakevsky dan beberapa jenderal yang lain.

Ketika melihat kesempatan untuk menyerang dua pihak sekaligus, yaitu pihak Soviet dan musuh abadi Hitler, Admiral Canaris, yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Abwehr,  Heydrich atas persetujuan Hitler langsung bertindak melakukan pembuktian atas informasi tersebut. Dokumen-dokumen palsu atas nama Abwehr kemudian dibuat atas pesanan Stalin. Beberapa dari dokumen-dokumen tersebut menyebutkan bahwa setelah Perjanjian Rappolo, banyak petinggi-petinggi Red Army telah menghubungi kantor Wermacht. Dokumen-dokumen ini diserahkan ke Soviet melalui Presiden Cekoslowakia, Benes, dan ke beberapa partai netral. Isi dokumen-dokumen ini juga menyebutkan adanya hubungan antara Jenderal Tuchakevsky dan pemimpin-pemimpin tertinggi Nazi.

Akibatnya pada tanggal 22 Mei 1937, Tuchakevsky dijatuhi hukuman dan ditembak mati. Pengadilannya dibuat rahasia dan tidak diumumkan kepada publik. Bagaimanapun juga, penjatuhan hukuman mati Jenderal Tuchakevsky dan tujuh komandan Red Army lainya hanya merupakan bagian awal dari apa yang kita kenal dengan sebutan The Great Purge, atau dalam bahasa Rusia disebut Yezhovshchina atau rezim Yezhov. Setelah peristiwa ini, terjadi pembersihan besar-besaran oleh Stalin.

Begitu banyak komandan dan perwira Red Army yang berkompeten dan berpengalaman dilenyapkan. Walaupun peranan Jerman dalam masalah ini begitu kecil, bagi Rusia hal ini berdampak sangat hebat, yaitu militer Rusia menjadi lemah. Hitler meneguk kenikmatan ini kala ia menjajal kemampuan Soviet dalam Operasi Barbarossa. The Great Purge adalah faktor utama mengapa Soviet tidak mampu menunjukkan kehebatannya pada masa-masa awal Operasi Barbarossa.

Share on Google Plus

Tentang bang opek

Seseorang yang selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Dan semoga artikel yang tedapat pada situs milik Bang Opek ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita kedepannya nanti. Bagi yang memiliki saran atau kritik silahkan hubungi Bang Opek melalui Fanspage atau Twitter kami dan juga bisa melalui Formulir Kontak pada bagian bawah (footer)

0 komentar:

Posting Komentar