Ramen siapa sih diantara kita yang tidak mengenal masakan mie tersebut ? seiring berkembangnya zaman maka semakin banyak juga variasi rasa dan bahan yang digunakan untuk membuat mie ramen tersebut. Hal ini dikarenakan semakin populernya ramen maka semakin banyak orang yang mulai membeli makanan tersebut. Sehingga mau tidak mau para produsen ramen mulai melakukan inovasi variant remen agar sesuai dengan selera masyarakat dan juga perkembangan zaman. Maka dari itu ramen tetap eksis hingga saat ini dan tidak lekang dimakan waktu. Namun dibalik hal itu semua apakah kalian ada yang mengetahui asal – usul dari pada kuliner ramen tersebut ? jika belum tahu maka kalian para penggemar ramen wajib baca artikel yang akan bang uraikan secara rinci dan lengkap dibawah ini.
Menurut catatan sejarah, Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Masakan mie kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.Bahkan etimologi dari kata ramen merupakan topik perdebatan.
- Satu teori adalah bahwa ramen adalah pelafalan Jepang dari Cina: 麺拉 (la mian), yang berarti "mie tangan ditarik."
- Teori kedua mengusulkan 老麺 (laomian, "mie tua") sebagai bentuk aslinya.
- Sementara yang lain menyatakan bahwa ramen awalnya 卤麺 (lǔmiàn), mie dimasak dengan saus, tepung tebal.
- Sebuah teori keempat adalah bahwa kata berasal dari 捞面 (laomiàn, "lo mein"): dalam bahasa Kanton 捞 berarti "aduk", dan nama mengacu pada metode persiapan dengan mengaduk mie dengan saus.
Sampai tahun 1950-an, ramen disebut Shina soba (支那そば, secara harfiah "soba Cina") tapi saat ini disebut Chuka soba (中華そば, yang juga berarti "soba Cina"). Pada 1900, restoran yang menyajikan masakan Cina dari Kanton dan Shanghai menawarkan masakan mie ramen sederhana (dipotong bukan tangan ditarik), dengan beberapa topping, serta kaldu yang dibumbui dengan garam dan tulang babi.
Makanan ramenpun terus eksis hingga massa – massa perang dunia dimana ini juga salah satu makanan pokok saat itu. Setelah Perang Dunia II, tepung murah diimpor dari Amerika Serikat yang datang membanjiri pasar Jepang. Sehingga banyak tentara yang sudah pulang dari berbagai wilayah kembali ke Jepang dan mulai membuat sebuah usaha makanan salah satunya adalah mie ramen
Pada tahun 1958, mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando, pendiri dan ketua Nissin Foods. Hal ini dianggap sebagai suatu terobosan baru dalam dunia kuliner Jepang, dimana dengan adanya penemuan mie instan tersebut maka telah membuat ramen menjadi lebih populer lagi karena hanya dengan menambahkan air panas kita bisa menikmati ramen kapanpun dan dimanapun. Sejak awal tahun 1980 ramen telah menjadi ikon budaya bangsa Jepang yang telah merambah ke seluruh dunia sehingga diadakan sebuah studi lebih mendalam tentang ramen dari berbagai perspektif. Sementara itu pada tahun 1994 dibangunlah museum ramen oleh pemerintah Jepang di Yokohama. Di dalam museum ini terdapat segala seluk beluk ramen bahkan hingga perkembangannya dari zaman ke zaman.
Selain ramen yang mulai beragam dengan aneka topping serta bahan-bahannya ternyata opekrz. kaldu dari ramen ini memiliki banyak rasa yang dibentuk dari beberapa bahan berbeda, berikut ini dia daftar kaldu mie ramen.
- Shio, Garam laut adalah bumbu tertua dari kuah ramen, dan berasal dari gaya aslinya di China. Shio ramen populer di Hakodate, sebuah kota di selatan prefektur Hokkaido, di mana hubungan China yang kuat mempengaruhi masakan lokalnya.
- Shoyu, Kecap Jepang adalah bumbu ramen populer di wilayah Kanto, yang awalnya berasal dari Yokohama. Secara tradisional, bumbu ini dipasangkan dengan ayam, seafood, dan kadang-kadang babi atau kaldu berbasis daging sapi.
- Miso, Miso ramen adalah bentuk baru dari ramen, setelah mendapatkan popularitas pada pertengahan 1960-an dan berasal dari Northen Hokkaido. Di sana cuacanya dingin sehingga semangkuk sup terasa begitu menghangatkan.
- Tonkotsu, Kaldu yang paling dikenal di seluruh dunia saat ini adalah tonkotsu, kaldu dari tulang babi. Tonkotsu berbahan susu, berwarna emas, dan meninggalkan kemilau lengket gelatin pada bibir Anda usai menyeruputnya. Bagi muslim tentu saja kaldu ini dilarang untuk dimakan, karenanya saat ini banyak sebagian kaldu sudah dimodifikasi agar bisa dinikmati
Untuk kalian para penggemar mie ramen ini admin sediakan tempat-tempat wisata makan mie ramen yang bisa digunakan untuk referensi sekaligus memanjakan lidah kalian dalam memuaskan rasa lapar akan makanan tersebut
Di Jepang
- Anda bisa menemukan kedai Kururi di 3-2 Ichigaya Tamachi, Shinjuku-ku, Tokyo dan 3-70-1 Minami Koenji, Suginami-ku, Tokyo.
- Kedai Bassanova terletak di 1-4-18 Hanegi, Setagaya-ku, Tokyo 03.
- Kedai Harukiya di 1-4-6 Ueogi, Suginami-ku, Tokyo dan 2-14-1 Honmachi, Kichijoji, Musashino-shi, Tokyo.
- - Sendai Gyuutan Negi Shio Ramen KIZO
- - Tonkotsu Ramen ORESHIKI JUN
- - Tokyo Ramen TONARI
- - ROKURINSHA TOKYO
- - Shio Ramen Senmon HIRUGAO
- - Tokyo Eki IKARUGA
- - Menya HONDA
- - Menya SHICHISAI / TOKYO Shouyuu Ramen EDOAMA
Website :Tokyo Ramen
Di Jakarta
- Tsurukamedou Ramen Location: Jalan Ratu Kemuning Raya Blok A2 No. 82, Jakarta Barat
- Ikkudo Ichi Location: Grand Indonesia West Mall, LG #27 Jl. M.H. Thamrin no 1, Jakarta Pusat
- Ichidaigen Ramen Location: Jalan Radio Dalam Raya No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
- Hakata Ikkousha Location: Gedung Kemang Arcade, Jalan Kemang Raya No.20, Jakarta Selatan
- Ikkudo Ichi Location: Grand Indonesia West Mall, LG #27 Jl. M.H. Thamrin no 1, Jakarta Pusat
- Tsurukamedou Ramen Location: Jalan Ratu Kemuning Raya Blok A2 No. 82, Jakarta Barat
- Santouka Hokkaido Ramen Location: Plaza Indonesia Extension Level 5, Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-130, Jakarta Pusat
- Ikkudo Ichi Location: Grand Indonesia West Mall, LG #27 Jl. M.H. Thamrin no 1, Jakarta Pusat
- Menya Sakura Location: Lotte Shopping Avenue, 2F-02A, Ciputra World 1, Jl. Prof. Dr.Satrio Kav 3-5, Karet Kuningan, Jakarta Selatan
- Marutama Ra-Men Location: Sentral Senayan 1, Lantai Basement, Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar