Ada yang tahu dengan bangunan Lawang Sewu (Seribu Pintu). Bila ada yang belum tahu pada kesempatan kali ini admin akan memposting tentang sejarah dan kisah mistis dibalik bagunan bersejarah tersebut. Langsung saja ini uraian lengkapnya.
Asal Mula lawang sewu sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang berarti seribu pintu namun sebenarnya bila dihitung dengan cermat jumlah pintu pada bangunan ini tidak sampai seribu buah melainkan hanya sekitar 429 buah. Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah daun pintu yang ada serta masyarakat sekitar juga menganggp jendela – jendela yang besar sebagai pintu.
Sejarah Berdirinya Lawang Sewu
Lawang sewu adalah istilah yang digunakan oleh orang jawa untuk menyebut nama dari bangunan ini yang dalam bahasa indonesia berarti seribu pintu. Nama asli dari lawang sewu sendiri bernama Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (Kantor Pusat NIS) yaitu perusahaan kereta api belanda yang membuat jalur kereta api antara Semarang-Surakarta dan Semarang-Temanggung. Alasan dibangunya gedung ini adalah karena sudah tidak mampunya kantor kereta api Belanda yang berada di stasiun Semarang dalam hal urusan administrasi yang disebabkan karena semakin berkembangnya sistem perkeretaapian saat itu. Gedung ini kemudian dibangun pada lokasi sebelah Tugu Muda Semarang atau yang dulu bernama Wilhelminaplein, lebih tepatnya berlokasi di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal).
Hal ini dipilih karena dapat dengan mudah menghubungkan wilayah Semarang dengan Kendal serta sekitarnya. Bila dilihat dari segi keamanan karena berdekatan atau disamping kediaman residen pada saat itu. Lawang sewu sendiri dibangung pada tahun 1904 dan selesai tahun 1907. Desain dari pada bangunan ini dibuat oleh seorang bernama Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag, mereka berdua berdomisili di Amsterdam Belanda. Dimana proses perancangan dibuat di Belanda dan baru kemudian dibawa ke Indonesia hal ini berdasarkan site plan yang ditanda tangani di Amsterdam tahun 1903.
Bangunan kuno dan megah yang berlantai dua ini pada masa kemerdekaan digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau PT Kereta Api. Selain itu juga digunakan sebagai markas Kodam IV Diponegoro dan pernah pula digunakan sebagai Kanwil Kemenhub Jawa Tengah. Selain itu gedung bersejarah ini juga menjadi saksi bisu kekejaman tentara Belanda dan Jepang terhadap para orang-orang pribumi yang disiksa di bawah tanah gedung ini. Sedang masa perjuangan menjadi tempat bersejarah dalam pertempuran lima hari di Semarang tanggal 14-19 Oktober 1945 dimana pada waktu itu terjadi pertempurang antara AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) dengan Kempetai atau Kidobutai. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Pada tahun 2011 yang lalu Lawang Sewu telah mengalami pemugaran yang kemudian diresmikan oleh Ibu negara saat itu Ani Bambang Yudhoyono. Bila kalian ingin berwisata ke Lawang Sewu tidak usah khawatir masalah biaya karena harga tiket masuknya sangat murah meriah dikantong yaitu Rp 5000 untuk pelajar dan juga anak-anak serta Rp 10.000 untuk orang dewasa.
Berdasarkan pengakuan warga sekitar Lawang Sewu, ribuan makhluk gaib bermukim di gedung A sampai D tersebut. Bahkan, di titik-titik tertentu, mulai dari bagian sumur tua, pintu utama, lorong-lorong, lokasi penjara berdiri, penjara jongkok, ruang utama serta di bagian ruang penyiksaan. Bukan rahasia lagi jika Cerita Misteri Hantu seperti kuntilanak, genderuwo, hantu berwujud para tentara Belanda, serdadu Jepang dan hantu wanita nonik Belanda sangat kental terdengar di sejumlah lokasi 1000 pintu itu."Yang paling horor itu di lokasi pembantaian, baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang, " kata Soeranto, warga Semarang yang mengaku pernah tinggal bertahun-tahun di pelataran gedung Lawang Sewu sebelum dipugar.
Menurutnya, penjara bawah tanah dan ruang penyiksaan adalah hal yang masih kerap menjadi misteri para pengunjung. Ada sebuah penjara berdiri yang terletak di bawah tanah. Konon, di penjara bawah tanah itu adalah tempat para tahanan yang di masukkan dan berdesak-desakan hingga meninggal dunia.Selain penjara berdiri, kata dia ada pula penjara jongkok yang menghiasi sisi mistis gedung Lawang Sewu. Menilik sejarahnya, di penjara berdiameter 1,5 meter persegi dan tinggi sekitar 60 cm menjadi saksi bisu sadisnya serdadu Jepang membantai para tahanan."Konon, ratusan tahanan yang dimasukkan harus berjongkok dan berdesakan. Lalu penjara akan di isi dengan air sampai sebatas leher dan di tutup dengan jeruji besi, " kata Soeranto.
Tak hanya memiliki penjara bediri dan jongkok, gedung ini juga punya sebuah ruang penyiksaan. Ruang penyiksaan ini, menurut cerita adalah ruang pemasungan kepala para tahanan di masa penjajahan. Jika pengunjung memasuki area ini, tentunya akan melihat alat pemasung dan rantai yang masih tersisa. Para pengunjung yang datang bisa merasakan suasana yang sangat mencekam di lokasi ini, tutur sang juru kunci.
Sekian uraian tentang sejarah Lawang Sewu semoga hal ini dapat menambah wawasan kita tentang bangunan bersejarah tersebut dan semoga dapat bermanfaat di kemudian hari. Apabila terdapat kata yang kurang pantas dan menyinggung sahabat pembaca semua admin minta maaf, terimah dan semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar